SERUNI SAHABATKU
Secerah
mentari menyibakkan sejuta pesona dibawah gubuk tua yang hampir rapuh dan
sedikit runtuh ini, merenungi sebuah kehidupanku yang berbeda dengan teman-temanku
yang lain, ku tatap bunga bunga seruni yang kebetulan terlihat dari depan gubuk
tua ini. Namun bunga seruni ini nampak seperti layu mungkin karena kemarau
panjang musim ini.
"hei, seruni.... apa kabarmu????(ku coba menyapa
seraya menghibur)
tetap saja diam, tak menoreh sepatah kata pun untuk
menyambut pertanyaan ku, mungkin aku sudah gila seharusnya aku sadar, kalau yang
aku hadapi sekarang ini hanyalah
setangkai bunga layu namun tetap kukuh. Kucoba tuk berlalu, melangkah jauh
darinya, karena seribu katapun yang kuucap dia takkan menjawab pertanyaanku.
............................................................................................................................................................
"tunggu!!!!!...."
kagetnya aku ketika suara itu memanggilku, sedangkan tak
ada satupun orang disana. Tak ku hiraukan sambil terus melangkah dan menganggap
semua itu angin lalu.
Namun suara itu terdengar lagi, kali ini lebih terdengar
jelas... kata-katanya terulang sama seperti sebelumnya
Kini aku mulai curiga, kucari sumber suara itu,.toleh
kanan dan kiri. namun hasilnya nihil.. tidak ada apapun.
Namun terus ku cari sumber suara itu,.
Semakin dekat suara itu semakin jelas,
“tunjukkan wujudmu, Apapun dirimu.... hantu, vampir,
alien atau sejenisnya. apa maksudmu menggangguku, aku disini tidak bermaksud apapun
apalagi mengganggumu.
"hei,, aku disini....."
"siapa kamu dan dimana kamu,,, cepat keluar dan
temui aku...."(tegasku namun sedikit takut)
"aku dibawah sini, disamping kakimu...."
sedikit terkejut saat ku lihat ke bawah, ternyata bunga
yang ku tanyai tadi dapat berbicara,.
namun ku rasa ini seperti hanya dalam mimpi
"apakah engkau bunga seruni???"
"ya teman...."
"bagaimana engkau bisa bicara, dan kenapa kau dapat
bertahan di tempat tua dan kering ini???
"entahlah,. tapi sesungguhnya aku sama sepertimu,
dan seperti apa kata hatimu"
sejenak ku melihat tempat yang ku tinggali ini, memang
sejak kecil diriku terlahir di keluarga yang tak mampu.
"memang seruni..... dan rasanya ingin ku tangisi
kehidupanku ini atau mengakhiri hidupku ini yang sangat amat sesal dan sengsara
ini"
"buat apa kau menagis diawal perjuanganmu ?"
"maksudmu?"(tanyaku heran)
"keadaan ini bisa kau ubah, namun kau harus berusaha
dulu,,, siapa yang bersungguh-sungguh maka ia akan berhasil, aku ingin
melihatmu menggapai kesuksesan yang suci tanpa ada kecurangan apapun. Mulailah
dari angka NOL , jangan pernah mengeluh dan patah semangat...
"sebenarnya kau ini siapa? Atau jangan-jangan kau
adalah malaikat yang menyamar...kata-katamu sangatlah bijak, aku tak percaya ini.....
aku ini manusia, kalah dengan setangkai tanaman, padahal golongan dari kami
telah diciptakan mempunyai akal. Sedangkan kau.... kau hanya tumbuh, butuh air,
fotosintesis dan... menjaga keseimbangan di bumi ini. Itu saja kan tugasmu... sebenarnya
siapa kau ini...(semakin heran)
“andai kau tau yang sesungguhnya, aku ini adalah
perwakilan dari semua jenis tanaman yang ada di bumi ini, memang benar tugas
kami disini adalah untuk dimanfaatkan dan menyediakan segala kebutuhan bagi
golonganmu, namun jangan lupa... tuhan menciptakan mahluk hidup bukan hanya
dimanfaatkan saja, lihat dan pikirkan kehidupan mahluk lain, aku bernafas kamu
juga bernafas, aku butuh makan dan air, sebaliknya kamu juga perlu itu semua
kan?
Jadi kau dan aku sebenarnya sama. Kami disini adalah
contoh, memang sering kali kami mati namun asal kau tau, ada sebagian akar kami
yang tertinggal, lambat laun maka kami akan terbentuk kembali menjadi tanaman
yang lengakap, bahkan kami bisa jauh lebih indah dari sebelumnya. Dari sini kau
mungkin sudah bisa menyimpulkannya... bahwa kehidupan itu tak selamanya pahit,
suatu saat pasti ada jalan yang membuatmu meraih kesuksesan itu dan bangga atas
usahamu sendiri itu.
“Aku takut kerasnya kehidupan ini, aku takut diseparuh
perjuanganku nanti aku terjatuh dalam lembah kekecewaan dan penyesalan karena
kegagalan, hingga kaki ini tak bisa berdiri untuk melangkah lagi sampai titik
akhir..."
" apa kata-katamu tadi itu bisa merubah hidupmu,bayangkan
jikalau kau saat ini meliaht peperangan namun perang itu belum di mulai bahkan
baru menibarkan bendera, panglima sudah menyerah mentah-mentahan, coba kau
bayangkan...apa yang akan terjadi... kau akan dihina, di tertawakan, mereka bilang
kau adalah seorang pecundang dewasa bahkan kau adalah orang yang pertama kali
terbunuh dari sekian tentara-tentaramu. Apakah itu semua bisa merubah
penderitaan? Yang jelas kau akan semakin menderita dan hidup menjadi sia-sia.
Jadi, kau tak usah pikirkan itu... jangan menyerah sebelum berperang...niat
.... itu yang terpenting kawan!"
"baiklah...(sambilku menghembuskan nafas) aku akan
memulainya dan membuktikannya padamu suatu saat nanti, bahwa aku bukan orang
yang lemah, kami punya akal yang seharusnya dimanfaatkan dengan
sebaik-baiknya”(dengan semangat)
"bagus.. yang lain saja bisa, masak kamu tidak bisa”
"setuju"
"oke, aku pegang janjimu, namun jangan pernah coba
kau mengingkariku, aku tak mau ada sedikit kecuranagn di sela-sela perjuanganmu
itu"
"tenang saja, tunggu aku suatu hari nanti.....”
Hingga kini air mataku berlinang karena selama ini belum
ku temukan sahabat seperti dia, memang hanya seputik bunga namun bunga kiriman
dari sang pencipta alam yang masih sayang terhadap hambanya, darinya semangat
hidup untuk terus mengejar mimpi menjadi membara.. hidup memang fanak, namun
akan berlalu ketika seseorang merubah dunia itu menjadi lebih berguna dan
berarti.
*********
Dan itu percakapan terakhirku dengannya, sdtelah sekian
lama aku pergi jauh meninggalkan gubuk itu, karena aku ingin menepati janjiku
dan entah keajaiban apa kini ku menjadi orang yang paling beruntung karena satu
persatu tujuan itu ku lalui dengan mudah dan rasa percaya diri.. kini ku mencetak
sebuah bingkai kehidupan yang nyata, tak seburuk apa yang ku bayangkan dari
dulu. Aku bangga karena semua ini aku genggam dengan hasil dari sebuah usaha
dan jerih payahku sendiri, serta terus berdo'a dalam melawan arus dan rintangan
di dalamnya.
saat nya aku tunjukkan keberhasilanku pada sahabat malaikatku,
ku langkahkan kakiku menuju gubuk tua yang dulu pernah aku tinggali, sebuah
bambu sudah kuning pudar dan tanah yang kering tandus masih terlihat disana,
bibirku tersenyum riang .
"seruuuniii.... seruuniii.... aku datang!!!!!! aku
datang!!!!!! untuk menepati janjiku padamu.... namun tatkala ku pandangi
suasana disini, yang awal mulanya tandus dan masih terang sekarang yang
terlihat hanya semak belukar yang menutupi separuh gubukku yang sudah hampir
roboh. Rasa kuatir berlebihan membuat tangan ku bergetar dan nadi ini terasa
hilang dimakan satwa rimba, aku takut bunga serunniku mati tak terawat, karena
sampai sekarang tak terlihat.
Namun, aku masih ingat benar dimana letak bunga itu,
tepat dipojok depan gubukku. namun disini yang ku temui hanya tanaman liar, Rasa
bersalah karena telah meninggalkannya. Aku tertunduk lesu bahkan tak kuasa....
Menit-menit jam dan suasana hening berlalu
Terdenagr suara terbatuk-batuk...kini mulai terdengar
tepat disebelahku... ku coba meyakinkan dan aku berharap suara itu adalah suara
seruni,
Aku ingin angin menyampaikan surat kecil dari hatiku ini kepada
tuhan semesta alam, agar membangunkan malaikatnya untuk hidupku.
"mungkinkah kau masih hidup seruni???"
" tenanglah kawan, aku disini, dan aku tetaplah seruni
yang dulu, mungkin bentukku kini berubah namun hatiku tetap sama seperti
dulu"
"benarkah??? syukurlah aku masih bisa berjumpa lagi
denganmu, jujur aku sangat merindukanmu.
Maaf telah meninggalkanmu terlalu lama..(senang dan terharu).
“bukannya memang aku suruh kau pergi jauh kesana untuk
meraih kesuksesanmu"???
"apa??? berarti kau telah mengusirku dulu? hei, seruni
yang nakal, lihat apa yang ada di genggamanku sekrang?”
“tentunya aku sudah tau... kesuksesan itu sudah terlihat
dari pancaran matamu”
“iya sahabatku, kamu benar, tetaplah jadi seruni untukku,
jangan pernah mati, tetaplah menjadi pahlawan hati”
(tersibak senyuman seorang sahabat seperjuangan dengan
rasa puas yang membanjiri kehidupannya, tuhan tidak buta dan tuli, tuhan selalu
mendengar dan melihat apa kata hati kita, yakinlah keberhasilan itu nyata, jika
kita mau berusaha)
inilah akhir kisah perjalanan hidupku, bahwasannya kita
tidak tau apa itu sahabat sejati, sahabat sejati adalah seseorang yang tetap
ada disamping sahabatnya disegala keadaan apapun.
Mungkin kita juga tak pernah tau bahwa sebuah kesuksesan
itu bisa datang juga berawal dari ketulusan hati seorang sahabat.. J salam J
By: Nur Aini 12 IPA 5
Tidak ada komentar:
Posting Komentar